Senin, 16 April 2012

Anugrah Terindah

Pagi itu, kuputuskan untuk tespack. Perasaanku tak karuan. Aku yakin hasilnya positif, tapi aku takut jika aku terlalu yakin, dan hasilnya negative, dan aku akan sangat kecewa.

Tapi setelah ku teteskan urinku pada alat tes pack, muncul 2 garis pada alat itu. Dan aku pun bersyukur sekali. Ingin rasanya aku melompat-lompat, tapi yang kulakukan saat itu adalah memberitahu ibuku. Aku tidak langsung memberi tahu suamiku, karna aku harus meyakinkan hasilnya dengan melakukan tes laboratorium.

Sore harinya aku dan ibuku langsung ke klinik untuk melakukan tes. Dan hasilnya memang positif. Aku benar-benar sangat bahagia. Begitupun ibuku. Karena beliau memang sudah sangat mengharapkan cucu dariku.

Begitu sampai di rumah, aku langsung menelfon mertuaku di Cirebon. Ibu mertuaku yang mengangkat telfon. Beliau juga sangat senang mendengarnya. Tak lupa beliau juga mendoakan agar aku dan janinku selalu sehat. Setelah itu barulah aku menelfon suamiku. Lama sekali aa tidak mengangkat telfonku. Aku sempat kesal karena telfonku tidak diangkat-angkat. Barulah 1 jam kemudian Aa mengangkat telfonku. Aa seakan tidak percaya ketika aku memberitahunya bahwa aku hamil. Dan akupun meyakinkannya bahwa aku benar-benar serius. Aku sempat menangis saat itu, perasaan bahagia dan sedih menghinggapikku. Bahagia karna kami telah mendapatkan anugrah terindah dari Allah, dan sedih karena aku tak bisa memeluk suamiku saat itu. 

Aku membayangkan bagaimana aku akan menjalani hari-hari kehamilanku sendirian tanpa suami di sampingku. Tapi, itu hanyalah fikiran konyol. Hingga saat ini, usia kehamilanku sudah menginjak bulan ke-6. Dan aku baik-baik saja. Aku selalu teringat ucapan Aa dulu. “Bubu yang paling kuat, bubu sanggup sendirian tanpa aa. Dulu sebelum hamil, mamah suka nemenin di kosan, tapi sekarang, selama bubu hamil, bubu bisa sendiri tanpa ditemenin mamah.“

Trimester pertama memang berat untukku. Aku sering merasa mual-mual, nafsu makanku benar-benar turun, mencium bau masakan pun aku mual. Tapi untung nasi masih bisa masuk ke mulutku. 

Aku mulai merasa nyaman ketika kandunganku memasuki usia 4 bulan. Nafsu makanku membaik –sangat membaik malah-, dan mual-mualku sudah tak kurasakan lagi. Bayiku sudah mulai aktif bergerak. Lucu rasanya melihat perutku bergerak-gerak sendiri. Aktif sekali bayiku ini. Ketika Aa pulang, kami lakukan USG ke klinik, dan dokter memberitahu bahwa bayikua laki-laki. Senang bukan main hatiku. Memang kami berdua menginginkan bayi laki-laki, walaupun bayi perempuan pun kami tak masalah. 

Merasakan sebuah kehidupan di dalam perutmu memang sangat menakjubkan. Membuatmu merasa sangat berharga dan sempurna sebagai seorang wanita. 

Terimakasih untuk Aa yang selalu menguatkanku ketika aku merasa rapuh, yang selalu membuatku merasa sangat dicintai, yang selalu membuatku semangat ketika aku mengingatmu dalam jauhnya jarak. Tidak akan lama lagi kita akan selalu bersama untuk melihat buah hati kita tumbuh besar. Aku sangat menyayangimu.. selalu..