Jumat, 13 Desember 2013

Kini, memasak adalah favoritku

Dulu waktu jaman SMK, aku sama sekali ga bisa masak. Bantuin mamah masak juga jarang banget. Sempet beberapa kali kepikiran gimana kalo udah nikah nanti dan aku ga bisa masak. Padahal waktu itu masih sekolah plus deket sama cowok pun ga pernah, hihi, koq bisa kepikiran soal gimana-nanti-kalo-udah-nikah. Dari situ, kalo pas akunya lagi pengen liatin mamah masak (liatin yah bukan bantuin :p). Sambil nanya-nanya cara sama bumbunya apa aja. Oke, aku inget-inget. Abis itu, lupa lagi. Secara ga sambil praktek gimana mau inget.
Setelah diterima kerja di Rohto Padalarang, aku pilih untuk kost. Selama kerja di Rohto, aku tiga kali pindah kostan. Yang pertama dan kedua itu kamarnya cuma sepetak doang, dan ga ada dapur umum buat masak. Tapi setelah aku bertemu calon suamiku (waktu itu), aku pindah lagi kostan ke yang lebih besar. Lebih tepatnya semacam kontrakan, ada ruang depan, kamar, dapur dan kamar mandi. Yah, walaupun aku tahu kalo calon suamiku (waktu itu) hanya akan pulang 2,5 bulan sekali. Tapi kupikir setelah menikah kami membutuhkan ruang privasi, ups :p.
Nah, di kontrakan inilah aku mulai bereksperimen. Memasak masakan-masakan sederhana ataupun hanya sekedar camilan-camilan ringan. Saat itu aku mulai serius belajar memasak. Demi suamiku nanti, pikirku saat itu. Walaupun pada saat itu, rasa masakanku masih (sering) ga jelas.
Dan setelah menikah aku semakin sering memasak. Ketika di rumahpun aku sering bantu mamah di dapur. Semakin lama aku mulai hapal bumbu-bumbu masakan. Rasa masakanku  pun mulai tasty :D.
Kini, 2,5 tahun usia pernikahan kami. Ditambah hadirnya jagoan kecil kami yg sekarang berumur 1 tahun 5 bulan, resign-nya aku dari Rohto, dan Alhamdulillah ga lama setelah aku menikah, kami sudah punya tempat tinggal sendiri, jadi semakin sering aku memasak. Aku pun semakin merasa memasak adalah suatu kesenangan. Lewat masakan, aku bisa mengalirkan lebih banyak cinta untuk kedua lelakiku. Kedengarannya agak berlebihan. Tapi memang itulah kenyataannya. Sejak si kecil Azka mpASI sampai sekarang, aku selalu memberikan mpASI rumahan. Alhamdulillah selama ini, Azka ga pernah makan makanan instan. Karena aku ingin memberikan makanan terbaik untuk anakku. Dan aku ingin, ketika Azka besar nanti, masakan favoritnya adalah masakan Bubunya.
Suamiku adalah orang yg ga rewel soal makanan. Makanan atau masakan apapun dia suka. Lalaban mentah pun dia suka. Mungkin karena kerjanya yg sering berpindah-pindah dari satu kota ke lainnya di Indonesia (gayya nya.. :p) jadi beragam cita rasa pernah dicicipi. Aku selalu meminta komentarnya terhadap masakanku. Agar aku bisa memperbaiki soal rasa di masakanku berikutnya. Dan,, alhamdulillah dia selalu suka masakanku. Isyarat jempolnya slalu bikin aku senang. Bahagia rasanya ketika masakan yg kita buat, (apalagi untuk the special one) di makan dengan lahapnya.
Saat ini suami bekerja di perusahaan tambang di daerah pelosok Sulawesi tenggara. Cerita yg aku dengar dari suami, masakan kantinnya di bawah standar, ga ada tukang baso yg lewat depan mes, singkatnya, mau makan enak di sana itu susah. Makanya kalo suami lagi di rumah (2 minggu dalam 2 bulan), aku akan berusaha membuatkan makanan dan masakan apapun yg dia minta. Sekalipun masakan yg belum pernah aku masak sebelumnya (secara jaman sekarang tinggal tanya mbah gugel).
Dan selama tangan ini masih kuat, aku akan memasak untuk keluarga kecilku ini.
Untuk dua lelakii yg kucintai..