Kamis, 16 Agustus 2012

Proses Kelahiran bayiku, Welcome Azka...

Akhirnya bisa nulis lagi setelah sekian lama vakum karena kesibukan baru sebagai seorang ibu (ceileee...)

Oke deh cerita dimulai. hari itu hari selasa tepatnya 10 juli 2012 jam 3 subuh. Dari semalam aku tak bisa tidur karna aku sudah mulai mules, sebenarnya mulesnya masih sebentar2 dan belum terlalu kuat, tapi karna waktu aku mau buang air kecil dan aku liat bercak darah di celanaku, aku mulai waswas. Karena aku pernah baca jika keluar lendir darah, itu tandanya kita harus segera berangkat ke rumah sakit atau bidan. Akhirnya setelah ditimang2 aku bangunkan suamiku yg lagi bobo pules. Setelah aku ceritakan, siap2lah kami berangkat ke bidan. Tak lupa aku sms orangtuaku yang kebetulan rumahnya hanya berjarak 200meter dari rumahku. Jam 5 pagi setelah ortuku datang, berangkatlah kami ke bidan dengan berjalan kaki (jarak rumahku ke bidan sekitar 1 km). Tak lupa membawa tas yg berisi bajuku dan perlengkapan bayi yang memang sudah kusiapkan jauh2 hari.

Sesampainya d bidan, aku langsung d cek pembukaan. Ternyata baru masuk pembukaan 1.Kemudian bidan mengajak kami ke kamar pasien untuk menyimpan barang bawaan. Bidan pun menyuruhku untuk banyak berjalan2 agar pembukaan berlangsung cepat. Aku dan suamiku ke kluar ruangan untuk berjalan kaki. Singkat cerita, pembukaanku berlangsung lama. setiap 4 jam aku di periksa pembukaan, tapi masih saja pembukaan 1 dengan kontraksi yang terus meningkat. Saat itu jam 7 malam. Aku mulai khawatir dan stress karna pembukaan begitu lama padahal sejak pagi aku terus berjalan, mondar-mandir, nungging2, pokoknya semua yg orang usulkan agar pembukaan cepat aku lakukan. 

Ibuku mengajakku pulang saja saat itu agar aku lebih rileks dan tidak stress, tapi bidan melarang, "takutnya tar malem bu melahirkannya, lebih baik menginap d sini saja. Nanti jam 11 malam dan besok subuh kami cek lagi. Kalo memang masih sama silahkan pulang dulu ke rumah." akhirnya akupun menurut. Ibuku pulang karna tak kuasa melihatku yg menderita. Ibu bilang, ibu doakan dari rumah agar semuanya berjalan lancar. Suami dan ayahku yg menemaniku malam itu.

Malam itu, aku sama sekali tak bisa tidur karena kontraksi yg terus berlangsung semakin nyata. Aku terus saja mondar mandir d kamar. Aku sama sekali tak membangunkan suamiku karna kasihan dia sudah menemaniku seharian.  

Jam 5 subuh, bidan memanggilku untuk d periksa kembali. Dan, masih pembukaan 2. Aku lemess mendengarnya. Akupun di persilahkan untuk pulang dulu. Jika kontraksi terasa semakin kuat aku d suruh untuk kembali.

Sesampainya d rumah, aku melihat rumahku sudah kinclong karna dibersihkan oleh ibuku. Aku melihat kasur bayi sudah ada d atas tempat tidurku. heuu...Rasanya aku sudah tak sabar melihat bayiku d kasur itu. Kemudian aku d suapi sarapan oleh suamiku. Aku dipaksa makan banyak agar tenagaku kuat katanya. Walopun liat makanan aku ga nafsu, tapi aku paksakan saja makan. Setelah itu aku sapu2 sebentar, walopun sebenernya lantai udah bersih. Aku pengennya sih jalan2 terus karna greget pengen pembukaannya cepet, tapi pagi itu rasanya ngantuuuukkk bgt. akupun tidur sambil punggung bawahku d usap2 ibuku, walaupun sebentar2 kebangun karna terasa kontraksi. jam 2 siang aku dan suamiku kembali ke bidan karna kontraksi terasa semakin kuat. tapi setelah d cek baru pembukaan 3 dan tekanan darahku turun. bidan bilang bayinya terlilit tali pusar makanya proses pembukaannya lama. bidan menyuruhku tidur karna melihat kondisiku yang lemas. aku hampir putus asa saat itu, sepintas aku berfikir semuanya bisa cepat selesai kalau aku ke rumah sakit dan operasi caesar. tapi kemudian aku berfikir lagi, kalau ini adalah perjuangan. perjuangan yg mungkin tidak semua wanita bisa merasakannya. aku tidak boleh takut, aku harus harus kuat. karena aku percaya Allah. Allah menciptakan tubuh wanita sesempurna mungkin untuk melahirkan seorang bayi. dan sesakit apapun prosesnya nanti, tubuhku pasti kuat menahannya. 

Jam 8 malam, aku d periksa lagi. ternyata sudah pembukaan 6. alhamdulillah fikirku. dan air ketubanku pecah saat itu. dan bidan mengganti kain yg d pakai olehku karna basah oleh air ketuban. aku kembali ke kamar, ternyata sudah ada Uaku dan suaminya. beliau mendoakanku agar prosesnya lancar dan aku diberi kekuatan. saat itu kontraksi semakin kuat dan semakin lama. tapi aku begitu mengantuk untuk berjalan2. jadi aku tiduran d pinggir kasur sambil menahan kontraksi yg begitu kuat. sampai2 aku lupa pada suamiku yg tidak ada d kamar saat itu (yg belakangan aku tau ternyata suamiku pergi ke mesjid untuk solat isya dan mendoakanku).

Jam 9 malam aku d ajak ke ruang bersalin oleh bidan kepala. suamiku pun d panggil untuk menemaniku d dalam. kontraksi terasa semakin kuat. bidan kepala dan suamiku mengusap2 punggung dan pahaku. dan bidan yg lain memberiku teh manis. pembukaanku masih belum lengkap dan aku belum diijinkan untuk mengejan. aku mulai menangis karena kontraksi yg begitu hebat. suamiku terus menguatkanku sambil mengusap2 punggungku dan rambutku. 

Jam 9.30 akhirnya pembukaan sudah lengkap dan aku mulai di bimbing untuk mengejan. bidan kepala yg memang hanya mendampingiku d sebelah kiriku terus menguatkanku agar aku mengerahkan seluruh tenagaku untuk mengejan. suamiku pun terus membelai dan meniupi ubun2ku. aku terus mengerahkan seluruh tenagaku untuk mengejan, dan akhirnya aku tersadar bayiku sudah keluar setelah bidan2 itu meneriakkan Alhamdulillah. jam 9.45 bayiku lahir dengan selamat. dan aku benar2 tak percaya melihat seorang bayi abu2 digendongan bidan. bayiku tidak langsung menangis, setelah d letakkan di meja untuk dibersihkan barulah bayiku mengangis dengan kencangnya. saat itu aku benar2 merasakan kelegaan yg luar biasa. suamiku tersenyum dan mencium keningku. saat dibersihkan, bayiku terus saja menangis dengan kencang dan kami pun tersenyum melihatnya. putih sekali bayiku, dengan berat 3,05 kg dan panjang 50 cm. 
setelah itu bayiku d gendong keluar untuk dibawa pada ibuku d kamar. walaupun aku agak kecewa karena tidak ada proses inisiasi menyusui dini. 

Setelah lukaku selesai dijahit (aku dapat 6 jahitan) aku d bawa ke ke kamarku dengan kursi roda. sesampainya di kamar, aku di cium oleh ibuku. kulihat wajah2 bahagia suami, ibu, ayah dan adikku. dan kulihat seorang bayi mungil sedang tertidur pulas di box tempat tidur bayi d kamar itu. 
suamiku membantuku berbaring di tempat tidur. sambil mengusap rambutku dia tersenyum dan berbisik, "ayah makin sayang.." ingin rasanya memeluk suami ku itu, tapi malu, karena di sana ada ibu, ayah dan adikku, hihi.

Ibuku menggendong bayiku dan menyerahkannya padaku untuk di susui. tapi karna aku belum bisa dan bayiku tidurnya pules banget jadi rada2 susah. 

Fiuuhhh.... aku ternyata bisa melewati semua itu. aku bangga pada diriku sendiri. dan aku semakin sayang pada ibuku. aku telah merasakan perjuangannya dulu ketika melahirkanku. 

Dan perjuangan belum selesai. sebuah perjuangan yang sesungguhnya baru akan dimulai. berjuang sebagai seorang ibu..

Inilah foto bayi kami yang kami beri nama Hanif Azka Pratama (11 Juli 2012, 21.45)